Buah Kesabaran dan Kasih Sayang Allah

Perbedaan antara orang sukses dengan orang gagal, salah satunya adalah bisa dilihat dari sikap dan mentalitas yang dimilikinya. Sikap yang satu inilah yang mampu menjadi manusia pemenang yang mengalahkan manusia pecundang. Sikap seperti apakah ia-nya tersebut? Sikap Sabar. Kelembutan sikap dan mental seseorang yang tumbuh dari pemahaman dan ketundukan terhadap sang pencipta dan penguasa jagad raya bumi ini. 

Kata sabar dan turunannya disebutkan dalam Al Quran sebanyak kurang lebih 103 kali. Dengan penyebutan yang cukup banyak itu, menggambarkan bahwa saabar merupakan sesuatu yang penting. Sabar buka bukanlah masalah yang sekunder atau pelengkap, tetapi merupakan masalah primer yang dibutuhkan oleh manusia untuk meningkatkan kualitas mental, moral, dan spiritualnya. Sabar merupakan kunci sukses kehidupan manusia.

Ilustrasi: Shikaz | Devianart
Dalam memaknai Sabar, Imam Ghazali menyebutkan bahwa manusia itu memliki dua kepribadian yaitu Pertama, Al Bu’dul Malakuti atau sifat Malaikat, yaitu sisi kebaikan manusia. Sifat ini mendorong manusia untuk berbuat baik yang membuat pemiliknya sangat sensitif, sekaligus responsif atas penderitaan orang lain dan siap membantunya. Sifat ini membawa manusia menjadi dekat dengan Allah dan dapat melindungi diri dari hal-hal yang membawa petaka dan kerugian. Kedua, Al Bu’dul Bahumi atau sifat kebinatangan, yaitu sisi buruk dalam diri manusia. Sifat ini mendorong manusia berbuat buruk dan membuka masuknya syaitan (madakhil as-syaitan) dalam diri manusia. Perlu dicatat, bahwa sebenarnya syaitan tidak bisa menyesatkan manusia sebagai hamba Allah, kecuali mereka mereka yang membuka sifat yang kedua ini.

Antara kedua sifat itu terjadi interaksi, bermusuhan dan berperang untuk saling mengalahkan, sehingga kita sering mendengar kalimat perang besar (jihad akbar). Perang terbesar justru bukan melawan musuh, tetapi melawan diri kita sendiri yang disebut hawa nafsu. Bila sifat yang pertama lemah, tentu akan akan dikalahkan oleh sifat kedua. Nah, salah satu senjata yang dapat menopang dan menguatkan manusia untuk memenangkan pertarungan tersebut adalah dengan sifat Sabar.

Implementasi sabar dalam aktifitas keseharian dapat dilihat dengan tutur kata, sapa dan kepedulian kepada sesama. Orang yang penyabar cenderung menampilkan wajah yang “adem” tidak “beringas”. Dalam sapa-nya penuh dengan raut senyum yang mampu menggerakkan simpatik dan cinta. Sabar tidak akan nampak pada manusia manakala ketundukan kepada ajaran tuhan dilupakan. Alhasil keimanan adalah pondasi seseorang menjadi penyabar.

“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negeri kalian) dan bertakwalah kepada Allah supaya kalian beruntung.” (Aali ‘Imraan:200)

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah:155)

Buah dari kesabaran adalah kasih sayang Allah kepada hambanya. Kasih sayang Allah itu menjelma menjadi kesehatan raga, ketenangan jiwa dan keberkahan rezeki dalam diri manusia. Ketika kesuksesan dunia yang diukur dengan ketenangan dan keberkahan itulah buah kesabaran. Demikian pula ketika keluasan harta kekayaan juga bagian dari manisnya perjuangan dengan mempersenjatai diri dengan kesabaran.
Share
 
Copyright © 2015. SUPARTI [Suara Patriot Indonesia].
Design by Herdiansyah Hamzah. Published by Themes Paper. Powered by Blogger.
Creative Commons License