Jilbab Polwan; Menjadi Senjata Ruhani Melayani Masyarakat

Ilustrasi, Polwan Berjilbab Unit Satlantas
Kebijakan Kapolri Sutarman yang membolehkan seorang Polwan muslimah berjilbab, bagi masyarakat muslim adalah harapan bersama yang merindukan tatanan masyarakat yang aman, damai dan santun yang menjunjung tinggi harkat martabat kaum hawa. Namun belakangan kebijakan tersebut mulai pupus, setelah muncul telegram rahasia seputar arahan penundaan diperbolehkannya Polwan berjilbab hanya karena persoalan teknis penyeragaman model jilbab.

Sudah jamak diketahui masyarakat bahwa di mana-mana khususnya di daerah-daerah, akhir-akhir ini banyak ditemukan Polwan yang berjilbab dalam melakukan dinas lapangan. Secara nurani, bahwa Polwan muslimah dalam perannya di keluarga dan masyarakat tidak bisa melepaskan keyakinan dasar agamanya. Keyakinan agama bagi seorang muslimah yang sholehah, salah satunya adalah merasa diwajibkannya menutup aurat  sesuai dengan kaidah agama, karena diyakini dengan menjalankan amalan berjilbab, maka hati akan lebih tenteram. Inilah sisi nurani yang menjadi hak dasar dalam beragama, yang tidak sebatas mengikuti trend model dan zaman.

Dalam kaidah agama, berkaitan dengan kewajiban berjilbab bagi muslimah adalah tanpa memandang profesinya dan pekerjaan. Sebagaimana ditulis dalam akun facebook KH. Arifin Ilham, setidaknya kita bisa melihat dan memahami kenapa hati nurani para Polwan yang ingin terus mempertahankan jilbabnya terus melekat dalam menjalankan tugasnya.

Berikut alasan kenapa diwajibkannya seorang muslimah berjilbab:

1. Tujuan hidup seorang Mu'min adalah Keridhoan Allah, "Ath tho’ah baabur ridho". taat berjilbab adalah pintu di antara pintu keridhoan Allah.

"Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isteri mu, anak-anak perempuanmu & isteri-isteri Mu'minin, ’Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal dan tidak mudah di ganggu’ (QS Al Ahzab : 59)

2. Taat kepada Rasulullah
"Wahai Asma! Sesungguhnya seorang gadis yang telah haidh, tidak boleh baginya menampakkan anggota badan kecuali pergelangan tangan & wajah saja"
(Muttafaqun alaihi)

3. Karena ingin selamat di akhirat
sungguh siksa pedih bagi mereka yang buka auratnya di akhirat, "…Para wanita yang berpakaian tapi telanjang (tipis atau tidak menutup seluruh aurat), berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. mereka tidak akan masuk surga & tidak akan mencium baunya.” (HR. Abu Dawud),

4. Ingin amal ibadah diterima
”Tidak diterima shalat perempuan yang sudah haidh (balighah) kecuali dengan menutup auratnya" (HR Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi dan Ibnu Maja),

5. Pembeda dirinya dengan yang lain & sebagai syiar wanita Mu’minat

6. Selamat dari tipudaya syetan
"Maka Syaitan membisikkan fikiran jahat kpd keduanya untuk menampakkan kepada keduanya yang tertutup dari mereka yaitu auratnya .." (QS Al A’raf : 20)

7. Auratku hanya untuk yang Allah halalkan, (QS 24:31)

Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.

Dalam akunnya di facebook KH. Arifin Ilham berpesan “Jangan jadi alasan atau contoh wanita berjilbab yang berakhlak buruk, itu wanita yang belum faham dan beriman secara  utuh tentang ajaran Islam. Teladanilah wanita Mu'minat yang berjilbab dengan kemuliaan akhlak.” 

Di tengah maraknya aksi seronok (pornografi) yang dilakukan generasi muda bahkan yang lebih ironis adalah oknum polisi pun kerap melakukan tindakan amoral pornografi, sebagaimana banyak diberitakan media. Aksi pornografi merupakan tindakan amoral yang wajib diberantas.

Motivasi Polwan yang sudah berani berjilbab harapannya bisa mengurangi tingkat kriminalitas dan bisa menjadi sarana untuk memberantas pornografi yang kian marak di masyarakat. Dalam kondisi ini peran jilbab bisa menjadi senjata ruhani sekaligus menjadi media kesantunan.

Satuan polisi adalah pelayan masyarakat yang harus menjadi tauladan kesantunan. Jika institusi Polri mengawali tatanan kesantunan dengan menginstruksikan berjilbab bagi Polwan, maka secara tidak langsung sebenarnya seorang Polwan telah mengajarkan masyarakat untuk bersikap dan bertindak santun. Dengan demikian tingkat kriminalitas bisa ditekan dengan pembudayaan muslimah berjilbab.[ms/detak]
Share
 
Copyright © 2015. SUPARTI [Suara Patriot Indonesia].
Design by Herdiansyah Hamzah. Published by Themes Paper. Powered by Blogger.
Creative Commons License