Jimly Asshiddiqie Anggap Pernyataan Burhanuddin Muhtadi Berbahaya

Jimly Asshiddiqie Anggap Pernyataan Burhanuddin Muhtadi Berbahaya
JAKARTA -  Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu, Jimly Asshiddiqie, mengatakan ilmu pengetahuan bersifat terbuka untuk dikritik. Karena sifatnya adalah ilmiah, ilmu pengetahuan bisa saja salah bisa benar.

Jimly kemudian mengatakan pernyataan Direktur Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi sangat berbahaya karena mengaku hasil hitung cepatnya lah yang bisa dipercaya.

Burhanuddin mengaku lebih percaya kepada hasil hitung cepat pemungutan suara Pemilu presiden keluaran lembaga survei jika ternyata rekapitulasi KPU tidak memenangkan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
"Kalau sesorang mengklaim benar, mutlak, sama dia menyaingi Tuhan. Itu berbahaya. Bisa syirik dia menyaingi Tuhan, dia sama dengan Tuhan, pasti benar," ujar Jimly di Jakarta, Senin (14/7/2014).

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu mengingatkan metode ilmiah itu bersifat relatif. Artinya, hasilnya bisa saja salah namun juga bisa benar.

Walau demikian, lanjut Jimly, selama ini masyarakat percaya kepada metode ilmiah karena ada alur sunnatullahnya. Kemungkinan ada perilaku etik yang tidak patut atau salah dua dari peneliti atau lembaga survei.

Terkait pernyataan Burhanuddin itu, Jimly mengatakan profesor yang sudah botak lima kali belum tentu berani mengeluarkan pernyataan serupa.

"Biar saja, semua profesor yang botak lima kali, yang belum pernah botak belum terlalu pinter itu. Saya saja baru mau satu kali. Kalau sudah botak lima kali tetap saja dia manusia. Dia tidak boleh menggantikan Tuhan," guru besar hukum tata negara Universitas Indonesia ini menegaskan kembali.

[TRIBUNNEWS.COM]
Share
 
Copyright © 2015. SUPARTI [Suara Patriot Indonesia].
Design by Herdiansyah Hamzah. Published by Themes Paper. Powered by Blogger.
Creative Commons License