Jangan Marah dan Bertaubatlah

Ilustrasi (Foto: Imgarcade)
Pernahkah kita menjumpai orang marah, merasakan dimarahi orang lain atau jangan-jangan kita sendiri yang suka marah-marah. Memang perasaan marah adalah sebuah perasaan emosi yang siapa saja, kapan dan dimanapun pasti akan muncul  perasaan ini. Dan sudah menjadi pemahaman bersama bahwa ketika ada sebuah amarah, maka yang terjadi adalah ketidaknyamanan hubungan antar personal, apalagi jika perasaan ini terjadi sesama umat muslim.

Allah Swt. Berfirman:
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (Ali Imran: 159) 

Bila muncul amarah dari siapa pun maka bisa saja dapat menimbulkan ketegangan dan disharmoni hubungan sosial (bersaudara ataupu bertetangga), bahkan adanya amarah bisa sampai menyulut api dendam yang tak berujung. Na’udzubillah..

Sebagai seorang muslim patut kiranya memahami dan merenungi ajaran Rasulullah Saw. berkaitan dengan sikap tersebut. Dalam sebuah hadits diriwayatkan, suatu ketika pernah salah seseorang meminta nasihat kepada Rasulullah Saw. “Berkata kepada Rasulullah Saw, ‘Ya Rasulullah, nasihatilah saya.’ Beliau bersabda, ‘Janganlah marah!’ orang itu mengulangi permintaannya berkali-kali, Beliau tetap menjawab ‘Jangan marah! (HR. Bukhari)

Riwayat hadits tersebut sangat simpel dan Rasulullah sangat cerdas dan santun dalam memperlakukan orang tersebut, Bijaknya Rasulullah dalam memilih jawaban untuk penanya. Beliau menjawabnya dengan “larangan marah” kepada salah satu sahabat ini yang kemungkinan memiliki sifat pemarah yang dominan. Dan sebagaimana kebiasaan Rasulullah menjawab penanya yang lain dengan jawaban yang lain pula, dengan memahami watak para sahabat yang setia mendampinginya.
Selain menegaskan larangan jangan marah, karena termasuk dalam sikap tercela dalam ajaran Islam, riwayat hadits tersebut, mengajarkan tentang:
  1. Anjuran bagi setiap muslim untuk memberikan nasehat dan mengenal perbuatan-perbuatan kebajikan, menambah wawasan ilmu yang bermanfaat serta memberikan nasehat yang baik,
  2. Dianjurkan untuk mengulangi pembicaraan hingga pendengar mengerti urgensi dan kedudukannya.
  3. Anjuran untuk menghindari sebab-sebab terjadinya kemarahan. Untuk itulah Islam menganjurkan untuk meninggalkan debat kusir, caci maki, dan berbagai perilaku yang menyakitlkan hati.
  4. Marah yang bukan karena Allah adalah penyebab banyaknya kerusakan hubungan antara kaum muslimin.
  5. Marah yang dilarang adalah apabila marah karena membela pribadi, hawa nafsu, dan fanatisme golongan. Adapun marah karena membela kehormatan Islam ketika hukum Allah diterjang adalah suatu kewajiban.
Terang sudah, nasihat Rasulullah.. agar seorang muslim menjaga hati dengan menahan jangan sampai emosi kita meledak menjadi amarah yang digerakkan oleh nafsu, karena itulah bisikan syaitan laknatullah. Sungguh damai dunia ini jika tidak ada amarah yang negatif (tercela).
Bagaimana jika amarah yang kita rasakan timbul dari hawa nafsu itu masih menggerogoti kita, ingat Allah Swt telah menegaskan dalam firmannya:

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Ali Imran: 133)
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Ali Imran: 134)

Saudaraku sekalian maha besar dan bijaksana Allah Swt. Telah menyediakan surga seluas langit dan bumi bagi hamba-hamba yang bertaubat dan menjauhi sifat pemarah. Bagaimana dengan kita?.. semoga Allah mengampuni taubat kita dan menguatkan hati kita untuk melawan hawa nafsu dan bisikan syaitan kemarahan.[]
Share
 
Copyright © 2015. SUPARTI [Suara Patriot Indonesia].
Design by Herdiansyah Hamzah. Published by Themes Paper. Powered by Blogger.
Creative Commons License